Krakatau Steel Membuka Cabang Usaha Menjadi Pengelola Pelabuhan di Sabang

Sabang Anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), akan jadi pengelola pelabuhan Sabang di Provinsi Aceh. Hal ini seiring ditandatanganinya kerja sama antara Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dengan PT KBS.

"Penandatanganan kerja sama ini dalam bentuk integrasi pengelolaan pelabuhan guna mewujudkan konektivitas international supply chain di Indonesia," kata Iskandar Zulkarnain.

Menurutnya, sebagai lembaga pemerintah nonstruktural, BPKS akan mengoptimalkan pengembangan Pelabuhan Sabang dan juga Pulau Aceh. Hal itu tentu atas dukungan berbagai pihak, dalam hal ini dari PT KBS, sebagai mitra kerja BPKS.

"Melalui kerja sama antara BPKS dengan PT KBS, diharapkan Pelabuhan Bebas Sabang ini dapat mendongkrak perekonomian khususnya di Sabang, dan ekonomi secara nasional," ujarnya.

BPKS hingga saat ini telah mempersiapkan berbagai keperluan untuk kerja sama ini. Misalnya, pembangunan jalan raya, dan dermaga. Hingga saat ini, ada tiga dermaga yang sudah siap digunakan, pelabuhan kedatangan kapal, CT1, CT2 dan CT3, yang bisa menampung kapal 10 ribu DWT.

Selain kerja sama ini, BPKS juga membuka kesempatan kepada seluruh pihak terutama KBS untuk berinvestasi bidang lain, seperti perhotelan, pelabuhan dan juga perikanan.

Zulkarnain berharap kolaborasi strategis dilakukan antara kedua pihak, maka kedaulatan kemaritiman Indonesia dapat lebih terjaga, agar potensinya dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal demi masa depan bangsa dan negara Indonesia.

"Semoga kerja sama ini membawa dampak positif baik bagi regional maupun nasional, khususnya bagi Sabang yang berada di jalur distribusi logistik internasional," katanya.

Sementara itu Direktur Utama Krakatau Bandar Samudera (KBS), Akbar Djohan, mengatakan sektor kemaritiman Indonesia memacu pertumbuhan ekonomi nasional jika potensinya dimaksimalkan dengan sebaik mungkin.

"Ini merupakan langkah strategis kecil dengan falsafah kolaboratif, dengan harapan dapat menciptakan konektivitas pelabuhan curah di Indonesia. Untuk itu PT KBS melakukan MoU dengan BPKS untuk bersama mempersiapkan Indonesia menjadi poros maritim dunia," sebut Akbar.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Basilio Dias Araujo mengatakan ada 40 persen atau Rp 78 ribu triliun potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia. Namun potensi ini belum dimaksimalkan.

"Indonesia memiliki kemewahan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia sangat besar, tapi kita belum memaksimalkannya," kata Basilio.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BMKG Memantau Siklon Tropis Paddy di Indonesia, Berikut Selengkapnya

Penjelasan BMKG Terkait Awan Merah Disertai Petir di Puncak Gunung Arjuno Welirang

Mengetahui Bahaya Awan Panas, Yang Berasal Dari Letusan Gunung Berapi