NASA Mengatakan Letusan Gunung Tonga 100 Kali Bom Atom Hitoshima

Jakarta - Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai 15 Januari lalu meledak sangat dahsyat hingga terlihat dari luar angkasa.

Tak hanya berhasil menimbulkan tsunami mini sepenjuru Pasifik dan memakan korban jiwa, letusan gunung berapi ini juga menghasilkan shockwave yang mengelilingi bumi berkali-kali.

NASA mengestimasi ledakan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai melepas energi 100 kali lipat dari energi yang dilepaskan Little Kid, bom atom yang menghanguskan kota Hiroshima.

Tim peneliti yang dipimpin Jim Garvin menggunakan kombinasi citra satelit dan information survei untuk menghitung seberapa banyak batu yang menghilang, seberapa tinggi erupsi, dan beberapa faktor lain.

Kemudian semua itu digabung untuk mengkalkulasi kekuatan ledakan yang dilepas gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.

"Ini adalah perkiraan awal, tetapi kami pikir jumlah energi yang dilepaskan oleh letusan itu setara dengan sekitar 4 hingga 18 megaton TNT" ujar Jim Garvin melalui blog site NASA Earth Observatory.

Untuk perbandingan, letusan gunung Krakatau tahun 1883 melepas energi setara dengan 200 megaton TNT. Sementara Little Kid yang meratakan Hiroshima pada tahun 1945 melepas energi kira-kira 15 kiloton TNT.

"Angka itu didasarkan pada seberapa banyak [batu] yang dihilangkan, seberapa tahan batu itu, dan seberapa tinggi awan erupsi [yang] diembuskan ke atmosfer pada berbagai kecepatan" lanjut Garvin.

Ledakan dahsyat 15 Januari tersebut memakan korban jiwa setidaknya 3 orang, berasal dari pulau utama Tonga yaitu Tongatapu.

Ledakan tersebut juga merusak kabel internet Tonga yang menjadi akses web utama penduduk Tonga. Kabel fiber optik tersebut adalah menampung mayoritas lalu lintas web penduduk, selain internet satelit.

Shockwave atau gelombang kejut yang dihasilkan oleh gunung ini juga terpantau merambat atmosfer bumi sampai tiga kali.

Sensing unit dari berbagai belahan dunia masih mendeteksi getaran udara letusan gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai sampai 19 Januari, 4 hari setelah erupsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BMKG Memantau Siklon Tropis Paddy di Indonesia, Berikut Selengkapnya

Penjelasan BMKG Terkait Awan Merah Disertai Petir di Puncak Gunung Arjuno Welirang

Mengetahui Bahaya Awan Panas, Yang Berasal Dari Letusan Gunung Berapi