Kenapa Planet Mars Berwarna Merah? Berikut Penjelasannya
Jakarta - Planet Mars adalah planet yang bersebelahan dengan Bumi. Tetangga
terdekat Bumi ini juga dikenal dengan sebutan World Merah karena
tampilan warnanya. Namun, mengapa Mars berwarna merah?
Seperti dilansir dari ZME Scientific research, Jumat (17/9/2021), warna
Planet Mars disebabkan karena oksidasi besi atau karat, senyawa yang
terbuat dari dua atom besi dan tiga atom oksigen. Karenanya, dewa perang
Yunani juga memberikan nama lain Mars, yaitu bintang merah terang
apabila planet itu terkadang muncul.
Kendati demikian, masih belum jelas apa penyebab semua oksidasi besi bisa terjadi di permukaan world Mars. Hanya saja, meski Mars dijuluki sebagai Earth Merah, namun fakta bahwa Mars telah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun.
Planet ini terbentuk dari puing-puing, gas dan debu yang kemudian menyatu. Di antara semua unsur tersebut, terdapat banyak besi yang ditempa di jantung bintang yang telah lama mati. Sama seperti Bumi, Mars juga memiliki banyak material besi.
Bedanya, senyawa besi di Bumi tenggelam ke inti Bumi ketika earth ini masih muda dan lembek. Para ilmuwan berasumsi, akibat gravitasi planet Mars yang lemah, serta ukuran planet yang lebih kecil, menyebabkan besi menjadi lebih sedikit masuk ke inti Mars dan tersisa di kerak atasnya.
Hal itu juga menandakan bahwa planet Mars yang kemudian tampak berwarna merah ini tidak memiliki inti besi. Sedangkan, begitu banyak besi di permukaan Mars teroksidasi ketika world merah ini masih memiliki air yang mengalir di permukaannya, diikuti dengan atmosfer yang tebal.
Kondisi ini mungkin hampir sama dengan bentuk modern Bumi. Untuk menemukan jawabannya, Albert Yen dari Jet Propulsion Laboratory NASA berdasarkan data yang dikumpulkan oleh misi Pathfinder tahun 1997, memberikan sebuah teori alternatif dan mengatakan bahwa banyak oksidasi besi Mars berasal dari meteorit.
Tidak hanya itu, pada tahun 2009, peneliti asal Denmark menemukan bahwa air tidak diperlukan untuk menghasilkan banyak oksidasi besi. Sebaliknya, kristal kuarsa yang hancur, salah satu mineral yang bisa ditemukan di regolit Mars dan kontinen Bumi, membuat permukaan Mars yang kaya akan oksigen terbuka.
Fenomena tersebut bisa dengan mudah terjadi selama badai debu Mars yang begitu kuat hingga debu-debu mereka dapat dilihat dengan teleskop di Bumi. Selain itu, sinar matahari juga turut serta dalam memecah karbon diosida dan molekul lain dari atmosfer, dengan menghasilkan oksidan seperti hidrogen peroksidan dan ozon.
Akan tetapi, ternyata tidak seluruh bagian Mars berwarna merah. Beberapa bagian memang terlihat berwarna merah cerah, sementara bagian lainnya tampak berwarna hitam karena tidak tertutup debu oksidasi besi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Phoenix az Lander, penjelajah NASA, yang mengebor beberapa sentimeter di bawah permukaan kaya oksidasi besi di Mars dan menemukan tanah berwarna cokelat.
Hanya saja, langit yang tampak biru selama ini, jika dilihat dari Mars akan terlihat berwarna merah karena debu yang mengotori atmosfer cahaya earth. Semua hal tersebut juga bisa terjadi di Bumi ketika udara semakin tercemar atau tertutup asal tebal.
Komentar
Posting Komentar