Terkait Maraknya Berbagai Pihak Lakukan Perjalanan Luar Angkasa, Beberapa Peneliti Khawtirkan Dampaknya
Jakarta - Perlombaan menuju ke luar angkasa makin marak dilakukan berbagai pihak. Setidaknya lebih dari 85 perusahaan dan organisasi menuju ke sana. Namun di antara hiruk pikuk perlombaan itu, beberapa peneliti rupanya mengkhawatirkan sesuatu.
Menurut mereka sebelum perjalanan ke luar Bumi menjadi sebuah hal yang rutin, dunia perlu menerapkan beberapa langkah biosekuriti dasar. Jika tidak, kita bisa saja mulai menerima pengunjung asing yang tak diinginkan.
Pengunjung yang dimaksud oleh peneliti ini adalah organisme asing seperti mikroba misalnya. Mengutip Science Alert, Minggu (21/11/2021) dan jika organisme asing itu berhasil menumpang kembali ke Bumi di salah satu pesawat luar angkasa, maka itu bisa saja menjadi ancaman dan malapetakan bagi keseimbangan kehidupan Bumi.
Memang kemungkinan di atas untuk terjadi masih
dipertanyakan, terutama karena kita belum menemukan kehidupan di luar
Bumi. Tetapi mengingat betapa buruknya jika sampai terjadi, hal tersebut
merupakan kenyataan yang menurut ahli harus dipersiapkan.
Lalu bagaiamana mikroba asing itu bisa masuk ke Bumi? Menurut peneliti,
salah satu skenarionya adalah melalui turis yang bepergian ke luar
angkasa dan membawa organisme Bumi ke sana. Dalam kondisi seperti luar
angkasa, peneliti telah menemukan bukti bahwa beberapa mikroba dapat
mengalami mutasi genetik yang cepat.
Bukti itu didapat setelah peneliti menumbuhkan seribu generasi Escherichia coli dalam kondisi gravitasi mikro. Peneliti menemukan jika bakteri dapat tumbuh lebih kompetitif dan memperoleh resistensi antibiotik. Nah, jika strain resisten itu kemudian dibawa kembali ke Bumi, itu bisa sangat mengancam kehidupan Bumi.
"Kemungkinan kejadian itu terjadi tetapi memiliki potensi konsekuensi yang ektrim. Sebab ketika ada yang salah mereka benar-benar salah,"ungkap Phill Cassey, ahli biologi invasi dari College of Adelaide di Australia.
Komisi Internasional untuk Penelitian Luar Angkasa (COSPAR) sebenarnya telah menyusun Panel Perlindungan World, tetapi tak ada anggota saat ini yang memiliki keahlian dalam ilmu invasi. Menurut Cassey itu adalah kesalahan serius karena saat ini kita membutuhkan protokol yang lebih canggih untuk mencegah kontaminasi biologis dari lingkungan luar Bumi dan sebaliknya.
"Kami berpendapat bahwa kolaborasi yang lebih besar antara ahli biologi invasi dan astrobiologi akan meningkatkan protokol internasional untuk kepentingan biosekuriti planet. Baik untuk Bumi dan untuk benda luar angkasa yang mengandung kehidupan,"tulis peneliti dalam makalah mereka.
Itu mengapa
peneliti berpikir bahwa mencegah ancaman itu terjadi di tempat pertama
jauh lebih mudah daripada mencoba mengatasinya ketika organisme tersebut
sudah bermutasi.
Meski begitu, beberapa ahli mengungkapkan pula bahwa hampir tak mungkin
menjaga mikroba Bumi untuk tetap berada di planet. Ke mana pun manusia
pergi, kita pasti membawa organisme. Studi ini dipublikasikan di
BioScience.
Komentar
Posting Komentar